Senin, 21 April 2008

bunga sedap malam

akan tetap seperti itu, untuk selamanya.
aku memang harus mencari cahaya samar di remang malam,
tapi aku bahagia dalam perjalananku.
aku yakin, ini jalan yang harus ku lalui.
bunga sedap malam itu, hanyalah silau mata
aku akan kembali berjalan
dan berlalu darinya

gusarku di selubung mata

berpura-pura menutupi kegusaran hati pada yang ada yang tak kasat mata. tak mengerti harus apa yang ada tika mentari tak lagi menatap pertanyaan hati. berselimut malam dalam kabut yang tercipta. menciptakan air mata dan kehilafan yang nyata. membenci dalam pandangan cinta.
hingga surya datang menjemput cahaya, kehangatan tiba dalam kedinginan jiwa yang membeku. merenung dalam hati yang terlanjur tak sadarkan diri.
gemulai tangan semilir angin membuka mata kecil yang sembab, mengatakan seuntai ucapan sutra kasih penyejuk kedukaannya.

saat kerinduan menggunung dikegelapan malam tak membuat matanya terbuka dan menatap kenyataan yang indah.